Seperti yang kadang, membingungkan. saya pun sulit mengawalinya. Yaa.. Ini lah hidup. Segala bentuk ke khilafan, kebodohan dan kadang kebaikan ke semua nya itu sering kita lakukan.
entah apa yang ingin saya tulis. setelah melihat sedikit isi buku itu “5 cm” telah mengingatkan saya pada kalian sahabat.
tentang sebuah mimpi, persahabatan, perjuangan, petualangan dan lain
nya,yang kesemuanya itu jelas nyata seperti memerankan segala macam
dan bentuk kehidupan kita, yang sebelumnya ingin saya tulis pula dengan
tinta pena saya.
“kita adalah orang yang mengutamakan prestasi dalam memenuhi
kebutuhan, kita mengejar prestasi yang akhirnya bermuara pada pengakuan
dari orang di sekitar”
orang tersebut mirip seperti Rianda (wanita yang memilih
pergi ke dataran tanah jawa tengah), sahabat perempuan yang hanya satu
diantara kita.
dia adalah seorang atlit panjat dinding yang semakin hari menunjukan kualitas kebaikan hidup nya.
“kita tidak senang jika memiliki kekuasaan atas segala sesuatu” “dan paling tidak suka dengan politik”
orang seperni ini mirip seperti Haqi (walau saya tahu
sebetul nya haqi adalah seorang yang ideal untuk terjun ke politik
karena ia memang memiliki latar belakang keluarga politik dan kemampuan
verbal dan non verbal nya sanggup menjalani politik tapi bagi ia politik
is NOT), One ( yang sudah jelas menyatakan diri tidak suka atas kuasa
dan ranah politik. one yang sekarang mirip seperti seorang hacker
otodidak setelah memiliki laptop, kemajuan penggunaannya di dunia
teknologi melaju pesat bak pendaki di musim liburan), Ipul (seorang
santri yang saat ini terdampar di ujung jawa timur yang segala kehidupan
nya kini sulit saya gambarkan. beruntunglah ia bisa menjadi seorang
santri), dan ari (leader yang tahu medan perang, anti politik, dan
idealisme tinggi, mirip dan cocok seperti serdadu perang yang kuat dan
gigih. siap menangkis serangan lawan dari mana pun datang nya), serta
saya sendiri.
namun dalam konteks ini jelas saya membedakan diri.
Jika ketika GIE pernah berkata “Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah” mungkin
itu sebuah alasan jika di tanya mengapa saya ingin terjun ke dunia
politik. walau sedikit pun saya tak paham ranah politik tapi saya punya
mimpi yang menggantung mengambang di atas kening saya.persahabatan ini
unik, pernah saya berfikir Sejiwa dan Seirama dengan kalian tapi pernah pula saya merasa sangat bertolak belakang dengan
kalian.kita adalah para pengejar bintang, tentang 6 sahabat muda
pengejar mimpi, dan tentang aku, kau, dan musikalisasi jiwa kita yang
akan terus mengalir seperti sumber air di puncak pangrango. tempat
pendakian awal kita dulu 'masih ingat kah?' ."saya ingin mencatat
perjalan hidup ini, kemudian saya jadikan buku untuk memotivasi
khalayak. yaa.. memang ini salah satu mimpi saya. tolong bantu beri ide
ya"akhh... saya menulis sudah tak tentu arah, sebaik nya saya
akhiri dahulu, nanti di lain kesempatan saya lanjut. tapi percayalah
ini yang sedang terlintas di pikiran saya. selamat tahun baru sahabat.
tunggu aku kembali di tengah rimba. maaf untuk saat ini belum bisa
bergabung lagi.